OpenDesa –Hackathon merupakan kegiatan kompetisi pemrograman yang berlangsung untuk beberapa jam hingga beberapa hari. Kegiatan ini diselenggarakan OpenDesa untuk memperkenalkan ekosistem Sistem Informasi Desa Terbuka (openSID) kepada programmer indonesia.
OpenSID salah satu sistem informasi desa yang paling banyak digunakan di indonesia dan bersifat opensource. Tidak hanya sistem informasi desa yang berdiri sendiri akan tetapi openSID juga sudah terintegrasi dengan openDK yang merupakan sistem informasi yang digunakan oleh pihak kecamatan. Sehingga informasi dari desa bisa terintegrasi dengan data yang dibutuhkan oleh kecamatan, ini merupakan langkah nyata openSID dengan visi sebagai rumah data bagi desa,
Cara Mengikuti Hackaton
Peserta diwajibkan untuk mengikuti tahapan tahapan berikut :
Melakukan pendaftaran peserta pada link ini : https://s.id/LKIR-
Mengikuti sosialisasi pengetahuan teknis terkait pengembangan aplikasi openSID dan OpenDK yang akan dilakukan pada tanggal : 22 Januari hingga 23 Februari 2022 (lihat time line di bawah)
Mulai mengerjaan issue yang telah disampaikan dan mengirim Pull Request sebanyak – banyak nya untuk menjadi pemenang
Hadiah Yang Ditawarkan Bagi pemenang
kami menawarkan 2,5jt untuk 1 orang pemenang berdasarkan keputusan dari panitia, pemenang adalah peserta yang berhasil mengirimkan pull requeset terbanyak dan di disetujui oleh admin berdasarkan kriteria yang sudah dibahas pada meeting teknis.(*)
OpenSID : Peserta pelatihan OpenSID di Kecamatan Talang Padang, Kabupaten Tagamus, Provinsi Lampung foto bersama usai pelatihan, Sabtu(18/12/2021)
OpenDesa–Menuju desa cerdas di era digitalisasi dan Lampung Smart Village, Desa Suka Negeri, Desa Singosari dan Desa Sukabumi, antusias mengikuti pelatihan Sistem Informasi Desa (OpenSID). Pasalnya, aplikasi yang dikembangkan Perkumpulan Desa Digital Terbuka (OpenDesa) ini, diyakini menjadi salah satu sarana utama menuju Smart Village.
Sesuai dengan visi menjadikan Provinsi Lampung Berjaya dibawah kepemimpinan, Gubernur Lampung, Ir. H. Arinal Djunaidi, butuh langkah nyata pemanfaatan teknologi informasi.Sebab dalam misi keempat dari visi tersebut merujuk pada mengembangkan infrastruktur guna meningkatkan efisiensi produksi dan konektivitas wilayah atau menuju Lampung Smart Village.
“Kita dari Desa Merbau serta Desa, Sukabumi dan Singosari, menggelar pelatihan OpenSID. Ini mengikuti jejak belasan ribu desa lainnya di Nusantara untuk lebih mengoptimalkan teknologi informasi untuk kinerja pemerintahan desa,”ucap Kepala Urusan Keuangan Desa Merbau, Komarullah kepada OpenDesa, via pesan WhatsApp Jumat(24/12) siang .
Pelatihan Sistem Informasi Desa OpenSID ini, kata Komarullah, sekaligus sosialisasi tentang program Smart Village Provinsi Lampung. Pelatihan yang diikuti para perangkat nagari ini digelar di Pekon Singosari, Kecamatan Talang Padang, Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung, Sabtu(18/12/2021).(*)
Antusias : Tiga Puluh orang peserta dari Kecamatan Sibulue dan Ulaweng, Kabupaten Bone, Provinsi Sulawesi Selatan antusias mengikuti pelatihan pemanfaatan Sistem Informasi Desa Terbuka (OpenSID)yang dikembangkan komunitas Perkumpulan Desa Digital Terbuka (OpenDesa), Jumat hingga Sabtu (3-4/12/2021) lalu.
Bone, OpenDesa–Sedikitnya 30 orang dari 9 Desa di Kecamatan Sibulue dan Ulaweng, Kabupaten Bone, Provinsi Sulawesi Selatan, antusias mengikuti pelatihan pemanfaatan Sistem Informasi Desa Terbuka (OpenSID). Aplikasi yang dikembangkan komunitas Perkumpulan Desa Digital Terbuka (OpenDesa) ditransfer via pelatihan sepanjang Jumat hingga Sabtu (3-4/12/2021) ini.
“Kita bersama sejumlah teman-teman dari desa di Kecamatan Sibulue dan Ulewang melaksanakan pelatihan OpenSID selama dua hari. Digelar secara sederhana saja. Kita berbagi pengalaman selama menggunakan OpenSID sejak Tiga tahun terakhir,”tutur Kepala Desai(Kades) Bana, Kecamatan Bontocani, Kabupaten Bone, Ishak Boca, beberapa waktu lalu.
Kades yang juga pegiat OpenDesa di Kabupaten Bone tersebut, merupakan salah satu tokoh yang sangat terbuka untuk kemajuan desa dan dengan cepat mengadopsi teknologi informasi guna mempermudah kinerja aparatur dalam pemerintahan desa dan pelayanan optimal bagi masyarakat.
“Desa Bana, merupakan salah satu desa yang berada di pelosok Kabupaten Bone. Tempatnya terpencil di sudut kabupaten. Inilah yang menjadi motivasi utama bagi kami di Desa Bana untuk bisa terhubung dengan dunia luar dan melek informasi. Sehingga di tahun 2018 lalu, kita putuskan untuk bergabung dengan OpenDesa dan memanfaatkan sistem informasi desa yang dikembangkan anggota komunitas ini,”ucap
Melihat manfaat dan progresifitas Desa Bana dalam hal teknologi informasi sebagai penunjang geliat pembangunannya, menjadi motivasi bagi sejumlah desa. Sehingga memunculkan rasa ingin tahu desa lainnya di Kabupaten Bone.
“Atas motivasi inilah, saya sebagai Kepala Desa yang telah menerapkan penggunaan OpenSID di pemerintahan desa, berbagi pengalaman bersama teman-teman dari desa lainnya dari Kecamatan Sibulue dan Ulaweng yang diwakili sebanyak Sembilan desa di dua kecamatan itu dengan peserta sebanyak 30 orang,”ucap Ishak Boca.
Menggunakan aplikasi OpenSID secara gratis hingga beralih menjadi pengguna premium dan memiliki layanan Anjungan Desa Mandiri (ADM), kemajuan desa kian terasa seiring kemajuan teknologi saat ini.”Semoga semua desa di Indonesia bisa menerapkan sistem informasi untuk pembangunan desa dan masyarakat yang cerdas,”harap Kades Bana ini.(*)
OpenDesa–Sederet manfaat penggunaan teknologi Sistem Informasi Desa (SID) yang dikembangkan Desa Digital Terbuka (OpenDesa), telah dirasakan. Kemudahan dalam melaksanakan pekerjaan pemerintahan desa, seperti yang disampaikan sejumlah pengguna OpenSID.
Seperti yang diutarakan Kepala Urusan Keuangan, Desa Merbau, Kecamatan Kelumbayan Barat, Provinsi Lampung, Komarulloh. Menurutnya, sejak memanfaatkan OpenSID sebagai alat bantu utama dalam pekerjaan pemerintahan desa, manfaat dan kemudahannya sangat kentara. Tidak hanya aparatur pemerintahan, tapi juga masyarakat.
“Administrasi Desa menjadi tertata secara Digital, informasi tentang kegiatan pemerintahan desa bisa diketahui oleh masyarakat. Kemudian layanan surat mudah di akses. Masih banyak lagi keunggulan-keunggulannya yang ada pada sistem OpenSID. Ayo bagi Desa, Kelurahan gunakan OpenSID sekarang juga,”ajak Komarrulloh.
Manfaat yang sama juga dirasakan, Desa Cilapar, Kecamatan Kaligondang, Kabupaten Purbalingga, Provinsi Jawa Tengah. Meski baru Satu bulan terdaftar menjadi pengguna, Desa Cilapar sudah mampu melayani masyarakat secara optimal menggunakan OpenSID.
“Di Desa kami kurang lebih baru 1 bulan memakai OpenSID dan tentunya dengan adanya OpenSID sangat membantu dalam penyelenggaraan pemerintahan dalam upaya meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Namun demikian diperlukan pengembangan untuk kesempurnaannya,”tulis pemilik akun facebook Isman’t Lampisan, Desa Cilapar.
Pemilik akun facebook Isman’t Lampisan yang tergabung dalam group Pengguna dan Pegiat OpenSID ini, juga melemparkan sebuah usulan agar pada menu Siaga covid-19 untuk bisa ditambahkan menu arsip atau arsip kegiatan mengingat pandemi covid-19 bisa dijadikan history untuk generasi mendatang.
Semnatara dari Sulawesi Tengah, Ahmad Budullah mengucapkan Selamat buat OpenSID,”Kami dari Banggai Kepulauan, lagi berjuang agar bisa MoU dengan Pemerintah Kabupaten Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah untuk OpenSID ini,”ucapnya.
Hingga saat ini, sedikitnya 13.000 Desa sudah memanfaatkan aplikasi OpenSID yang dikembangkan Perkumpulan Desa Digital Terbuka (OpenDesa).
”Desa dari Sabang sampai Merauke, dari Utara hingga Selatan, sudah 13 ribu desa di Indonesia, memanfaatkan OpenSID. Diaspora Indonesia di seluruh dunia juga mendukung dan akan mengangkat desa binaan dan memasangkan OpenSID sebagai upaya peduli Indonesia dengan membangun desa,”ucap Ketua Dewan Pembina OpenDesa, Eddie Ridwan.(*)
OpenDesa–Perkumpulan Desa Digital Terbuka (OpenDesa) saat ini, menggelar kegiatan lomba dengan tema “Semangat Komunitas Dalam Membangun Desa Cerdas” untuk pembuatan Tema OpenSID yang akan digunakan sebagai tema bawaan OpenSID.
Hadiah sebesar Rp 1.500.000, akan menjadi hak pemenang lomba dengan syarat, tema yang dikirim menjadi milik OpenDesa dan OpenDesa berhak menentukan lisensi pada tema tersebut selanjutnya.
Silahkan kirim hasil karya pembuatan Tema OpenSID ke tautan berikut.
Kemendagri RI : Desa Taopa dan Desa Kota Raya, Kabupaten Parigi Moutong, Provinsi Sulawesi Tengah, saat presentasikan pemanfaatan aplikasi OpenSID dan manfaatnya untuk kinerja Pemdes dan pelayanan publik yang optimal bagi masyarakat desa di Lantai II Gedung Kemendagri RI, Jakarta, Kamis(30/09/2021)
OpenDesa–Mampu berinovasi untuk pemanfaatan teknologi informasi menuju desa digital, Desa Taopa, Kecamatan Taopa, Kabupaten Parigi Moutong, Provinsi Sulawesi Tengah, presentasikan pemanfaatan dan penggunaan aplikasi Sistem Informasi Desa Terbuka (OpenSID) di Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Kamis(30/9).
Diterima Kepala Sub Bidang Kewenangan Desa (Kasubdit KD) Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa (Dirjen BPD) Kementerian Dalam Negeri RI, Satrio Gunawan, Pemdes Taopa yang didampingi Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) dan Badan Penelitian Pengembangan Daerah (Bapelitbangda) Kabupaten Parigi Moutong, presentasikan pengembangan inovasi desa digital yang membantu memudahkan pekerjaan Pemerintahan desa (Pemdes) sekaligus memaksimalkan pelayanan publik.
“Saya sangat bersyukur sekali dengan perhatian terhadap inovasi desa menuju desa digital dan menjadi perhatian serius Bapelitbang dan PMD Kabupaten Parigi Moutong. Ini sudah mewakili desa, ini kan baru dua desa, kedepannya kita harus memiliki pedoman dan aturan untuk pengembangan aplikasi sistem ini,” ungkap Kasubdit KD, Ditjen BPD Kemendagri, Satrio Gunawan.
Pemanfaatan sistem aplikasi untuk inovasi menuju desa digital yang tengah digunakan oleh Desa Taopa ini, menjadi motivasi bagi desa lainnya untuk terus berinovasi memajukan desa dan pelayanan maksimal bagi masyarakat.
”Taopa dan Desa Kota Raya Selatan, merupakan dua desa yang diterima Kemendagri untuk hal inovasi aplikasi. Kedepannya ini mudah-mudahan menjadi pemicu semangat bagi desa lainnya untuk mengembangkan sistem seperti ini,”ucap Satrio Gunawan dihadapan Sekretaris Dinas PMD Kabupaten Parigi Moutong, Ervian S. Stp, Kabid Litbang Bapelitbangda, Sekretaris Desa Taopa Abdul Haris Laparako di Lantai II Kemendagri RI, Kamis(30/9).
Usai mendengar pemaparan dari Sekretaris Desa Taopa Abdul Haris Laparako, Sekretaris Dinas PMD Kabupaten Parigi Moutong, Ervian yang menjadi pimpinan rombongan menyebutkan, Taopa merupakan salah satu dari hampir 7000 desa di Indonesia yang menggunakan aplikasi OpenSID secara aktif dan Desa Taopa telah menggunakan OpenSID Premium.
“Biaya pemanfaatan aplikasi ini hanya sekitar Rp 1 juta per tahun. Pada 14 Oktober ini, kami akan launching pemanfaatan Anjungan Desa Mandiri (ADM), nantinya masyarakat bisa secara mandiri menggunakan pelayanan, surat yang dibutuhkan bisa di print out langsung. Begitu juga dengan administrasi dan informasi lainnya,”ucap Sekretaris Desa, Abdul Haris Laparako.(*)
Amati : Kepala Bappeda NTB, DR. Ir. H. Iswandi, M. Si, memperhatikan data DTKS dan pemanfaatan teknologi untuk sistem informasi desa yang disebut OpenSID di Desa Rarang Selatan, saat kunjungan Jumat(27/8) akhir bulan lalu. Sumber foto YouTube Bappeda NTB
Ingin Lihat Semua Desa di NTB Manfaatkan SID
OpenDesa, Rarang Selatan–Badan Perencana Pembangunan Daerah (Bappeda), Nusa Tenggara Barat (NTB), apresiasi Desa Rarang Selatan, Kecamatan Terara, Kabupaten Lombok Timur dalam penanggulangan kemiskinan berbasis Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) yang dikelola secara digital menggunakan sistem informasi desa (OpenSID).
Pemanfaatan teknologi informasi untuk validasi dan akurasi data menggunakan aplikasi sistem informasi desa (OpenSID) melalui kerjasama dengan komunitas desa terbuka (OpenDesa), memudahkan desa dalam pengelolaan data secara digital, informatif dan terintegrasi.
Kepala Bappeda NTB, DR. Ir. H. Iswandi, M. Si mengatakan, kehadirannya di Desa Rarang Selatan untuk memastikan sejauh apakah teknologi informasi dimanfaatkan untuk program penanggulangan kemiskinan yang dilakukan Desa Rarang Selatan.
“Kita ingin melihat sejauh mana Sistem Informasi Desa (SID) yang diterapkan di Desa Rarang Selatan bisa membantu pemerintah desa dalam melakukan verifikasi dan validasi data DTKS,”ungkap Kepala Bappeda Rarang Selatan, Iswandi, saat kunjungannya, Jumat (27/8/2021) penghujung bulan lalu.
Kepala Bappeda NTB ini, juga ingin mengetahui sejauh mana dampak penurunan angka kemiskinan dengan keberadaan Sistem Informasi Desa (OpenSID). Sebab berbasis data yang akurat dan informatif, program penanggulangan kemiskinan dipastikan berjalan efektif dan tepat sasaran.
Dalam Website Resmi Desa Rarang Selatan, Kepala Desa Rarang Selatan, Marius bersama Kepala Urusan (Kaur) Pemerintahan, Muhammad menyampaikan, penggunaan sistem informasi desa (OpenSID) memberikan banyak kemudahan-kemudahan dalam pelayanan masyarakat maupun data yang ada di desa.
“Kita berharap dengan kunjungan ini memberikan manfaat dan dampak baik ke depannya bagi Desa Rarang Selatan, ucap Kepala Desa Rarang Selatan, Marius.
Ingin Semua Desa Manfaatkan SID
Lebih rinci disampaikan Kaur Pemerintahan yang juga Operator OpenSID Rarang Selatan, Muhammad. Menurutnya, keberadaan OpenSID tidak hanya membantu, namun jauh lebih memberi manfaat. Betapa tidak, dengan pemanfaatan OpenSID Desa Rarang Selatan, bahkan jadi trend centre alias buah bibir di Kabupaten Lombok Timur.
Pasalnya mampu gunakan teknologi informasi dengan baik penunjang progresivitas pembangunan Desa Rarang Selatan. “Alhamdulillah, Bapak Kepala Bappeda bahkan ingin melihat seluruh desa di NTB bisa manfaatkan OpenSID untuk kemajuan dalam keterbukaan informasi, pengelolaan data dan pelayanan maksimal bagi masyarakat,”ungkap Kaur Pemerintahan Drsa Rarang Selatan ini via telepon genggamnya kepada OpenDesa, Sabtu (5/8/2021) siang.
Kunjungan Kepala Bappeda ini menjadi persiapan awal kehadiran Wakil Gubernur NTB, Dr. Ir. Hj. Siti Rohmi Djalilah ke Desa Rarang Selatan dan sejumlah desa lainnya di Kabupaten Lombok Timur. Kehadiran Wakil Gubernur, kata Muhammad, salah satu tujuannya melihat secara langsung pemanfaatan OpenSID yang mencuri perhatian pengembangan teknologi informasi di Desa Rarang Selatan.
“Kita belum tahu pasti kapan tanggal dan hari kunjungan Gubernur. Namun rencana awal seperti informasi yang kita dapatkan, pada pekan Ketiga September ini,”ucap Muhammad.
Sejumlah Desa adopsi nyata dalam hal pendataan dan keterbukaan informasi yang dibangun Desa Rarang Selatan, memotivasi dan ingin diadopsi sejumlah desa dan pemerintah kecamatan di NTB.
Kolaborasi Masyarakat untuk Pelayanan Kesejahteraan (Kompak), juga antusias dan siap bersinergi dengan OpenDesa. Sebab lembaga yang didanai oleh Pemerintah Australia ini, memiliki tujuan yang sama untuk mendukung Pemerintah Indonesia dalam mengurangi kemiskinan dan mengatasi kesenjangan ekonomi.
“Bapak Kepala Bappeda, berharap kepada Kompak agar siap memfasilitasi desa di NTB bisa memanfaatkan OpenSID,” pungkas Muhammad menuturkan kembali keinginan yang disampaikan, Kepala Bappeda Irwandi saat berkunjung ke Rarang Selatan beberapa waktu lalu.(*)
Dalam konteks OpenSID, yang dimaksud dengan Sistem Informasi Desa adalah proses dan aplikasi yang:
Berbasis komputer
Mengelola informasi kantor desa
Mendukung fungsi dan tugas kantor desa, termasuk administrasi kependudukan, perencanaan, pelaporan, pengelolaan asset, pengelolaan anggaran, layanan publik, dsbnya
Dengan pengertian ini, jenis aplikasi yang tercakup dalam “Sistem Informasi Desa” suatu desa bisa saja lebih dari satu: misalnya OpenSID untuk pengelolaan data kependudukan, SISKEUDES untuk mengelola keuangan desa, aplikasi lain untuk mengelola BUMDes, dsbnya.
Peran dan Manfaat SID
Berikut ini dijelaskan secara singkat beberapa manfaat SID menurut pengertian di atas (tidak terbatas pada fitur yang ada di OpenSID saja).
Kantor desa lebih efisien Misalnya, dengan memakai OpenSID, kantor desa dapat menyediakan layanan surat keterangan pada warga jauh lebih cepat dibandingkan cara manual. Dengan OpenSID, data penduduk sudah tersimpan dan dapat diisikan secara otomatis pada surat yang bisa dicetak langsung.
Kantor desa lebih efektif Sebagai contoh, karena SID menyimpan data penduduk beserta atribut-atributnya, kantor desa dapat dengan mudah memilah data penduduk secara akurat berdasarkan kriteria yang diinginkan, sehingga bisa mentargetkan suatu program pemerintah secara tepat sasaran. Ini berbeda dengan proses serupa tanpa SID, di mana sering dilakukan penentuan sasaran program secara kira-kira dan tidak berbasis data.
Pemerintah desa lebih transparan Dengan SID, pemerintah desa dapat mengelola informasi kegiatan desa dalam bentuk yang mudah disajikan kepada warga dan lebih mudah diakses warga. Misalnya, kantor desa dapat memakai SID untuk mengelola informasi perencanaan pengembangan desa dan menampilkan informasi tersebut pada berbagai media, seperti di web desa, papan pengumuman dsbnya.
Pemerintah desa lebih akuntabel Dengan adanya informasi perencanaan, kegiatan pembangunan, penggunaan dana desa dsbnya di dalam SID yang mudah diakses warga, pemerintah desa akan dituntut untuk lebih akuntabel. Kantor desa akan mempunyai kesempatan untuk secara lebih mudah membuat laporan pertanggung-jawaban kegiatan, penggunaan dana desa dsbnya.
Layanan publik lebih baik Seperti disebut di atas, dengan SID kantor desa akan lebih efisien dan lebih efektif dalam melakukan fungsi dan tugas mereka. Karena salah satu tugas utama kantor desa adalah memberi layanan publik, fungsi ini pun akan lebih baik. Contoh sederhana yang diberikan di atas, warga akan bisa memperoleh surat keterangan yang mereka butuhkan secara lebih cepat dan dengan data yang lebih akurat.
Warga mendapat akses lebih baik pada informasi desa Dengan SID, informasi kependudukan, perencanaan, asset, anggaran dsbnya akan terrekam secara elektronik. Semua informasi tersebut mempunyai potensi untuk lebih mudah diakses oleh warga. Kantor desa mempunyai kesempatan untuk menyediakan fasilitas bagi warga untuk mengakses informasi desa dengan mudah, misalnya dengan menerbitkan informasi desa di web desa. Karena tahu data itu ada, warga juga mempunyai kesempatan untuk menuntut kantor desa untuk menyediakan akses pada informasi yang mereka butuhkan.
Warga dapat berpartisipasi lebih aktif dalam pembangunan desa Ketersediaan data dan informasi desa yang mudah diakses akan meningkatkan potensi warga untuk berpartisipasi dalam pembangunan desa. Warga akan tahu kegiatan apa yang sedang berjalan dan apa yang direncanakan, sehingga dapat ikut mengawal kegiatan tersebut ataupun memberi usul, saran dan masukan lain terkait pembangunan desa. Lebih dari itu, SID juga mempunyai potensi untuk menyediakan media elektronik untuk menggalang partisipasi warga, seperti forum diskusi atau formulir komentar/usulan elektronik.
SID diharapkan dapat membantu pemerintah desa dalam beberapa hal berikut:
Kantor Desa lebih efisien dan efektif
Pemerintah Desa lebih transparan dan akuntabel
Layanan Publik lebih baik
Warga mendapat akses lebih baik pada informasi desa
Strategi pengembangan OpenSID adalah untuk:
Memudahkan pengguna untuk mendapatkan SID secara bebas, tanpa proses birokrasi
Memudahkan pengguna menyerap rilis SID baru
Memungkinkan pegiat SID untuk membuat kontribusi langsung pada source code aplikasi SID
OpenSID dikelola di Github untuk:
Merekam semua perubahan yg dibuat
Memungkinkan kembali ke revisi sebelumnya, apabila diperlukan
Memudahkan kolaborasi antar pegiat SID dan juga dengan desa dampingan dalam mengembangkan SID
Backup online source code SID yg dapat diakses setiap saat
HAK CIPTA, SYARAT, DAN KETENTUAN
Aplikasi Sistem Informasi Desa (SID) dibangun dan dikembangkan pada awalnya oleh COMBINE Resource Institution sejak tahun 2009. Pemegang hak cipta aslinya adalah Combine Resource Institution (http://lumbungkomunitas.net/).
Versi di Github ini dikembangkan sejak Mei 2016, gratis dan bebas untuk dimanfaatkan dan dikembangkan oleh semua desa. Hak Cipta OpenSID sekarang dipegang oleh Perkumpulan Desa Digital Terbuka (https://opendesa.id), lembaga hukum yang sengaja dibentuk untuk mengelola OpenSID.
Tanggal 01 Mei 2021 OpenSID V21.05 resmi dirilis. Di rilis ini, versi 21.05-premium, menyediakan Impor Survei Google Form ke Master Analisis. Rilis ini juga berisi penambahan fitur dan perbaikan lain yang diminta Komunitas SID.
Terima kasih pada Mochamad Arifin dan Ariandi Ryan Kahfi yang terus berkontribusi. Terima kasih pula pada Mokhamad Afila yang baru mulai berkontribusi.
Lengkapnya, isi rilis versi v21.05-premium – 2021-05-01 adalah sebagai berikut:
#1994 – Sediakan fitur untuk membuat grup pengguna tambahan yg bisa diatur hak aksesnya.
Tampilkan catatan rilis di Dashboard Admin.
#4054 – Bisa impor survei Google Form ke master Analisis.
#2836 – Sediakan Buku Tanah Desa sesuai Permendagri 47/2016.
#2837 – Sediakan Buku Tanah Kas Desa sesuai Permendagri 47/2016.
Perbaikan BUG
Perketat pemeriksaan file pada Database > Restore.
Daftar penduduk tampil normal pada sql_mode = ONLY_FULL_GROUP_BY.
Modul Pertanahan sekarang menampilkan penjelasan kalau lokasi persil tidak ditemukan.
#4091 – Sekarang menu navigasi tampil di atas tombol peta pada waktu hover mouse.
#4123 – Sekarang penandatangan lampiran Surat Biodata Penduduk, Surat Permohonan Kartu Keluarga dan Surat Permohonan Perubahan Kartu Keluarga tampil benar.
#4118 – Sekarang urut pertanyaan/indikator analisis berdasarkan kode lebih konsisten.
#4113 – Perbaiki bisa cari nama penduduk atau nama lain yg berisi tanda kutip (‘).
#4129 – Sekarang menambah anggota keluarga sudah normal kembali.
#1486 – Hapus isian yg tidak digunakan di form Surat Pernyataan Belum Memiliki Akta Lahir.
#4131 – Sekarang tidak tampil penduduk duplikat setelah pecah atau keluarkan anggota keluarga.
#4130 – Sekarang pilihan huruf yg dapat dibaca penduduk tampil pada waktu menambah KK dan anggota keluarga.
Tampilkan status IDM untuk tahun 2021.
#3593 – Tambahkan kolom status_dasar di file impor/ekspor data penduduk.
#4135 – Sekarang halaman statis Daftar Calon Pemilih tampil normal kembali di web.
#4133 – Sekarang peta tidak membatasi jumlah area yg dapat ditampilkan.
#4136 – Sekarang penduduk dengan status dasar selain hidup tidak lagi tampil duplikat.
#4140 – Sekarang jumlah rincian data suplemen yang tampil melalui menu statis web tidak dibatasi.
#4143 – Kurangi jumlah link halaman pada paginasi Pengaturan Peta > Area supaya terlihat lebih rapi.
#4148 – Sekarang bisa cari arsip layanan surat menggunakan nama penduduk berisi tanda petik (‘).
#4150 – Sekarang NIK ganda tidak bisa dimasukkan lagi.
#4152 – Sekarang penduduk mati/pindah/hilang yg belum kawin tidak lagi muncul di daftar penduduk lepas pada waktu menambah anggota keluarga dari penduduk yg ada.
Sekarang penduduk mati/pindah/hilang tidak lagi muncul di daftar pilihan terdata data suplemen.
Tulis ulang log_keluarga dan tulis ulang penghitungan statistik laporan kependudukan bulanan.
#4154 – Sekarang urut pertanyaan/indikator di unduh data sensus/survei analisis lebih konsisten.
Ubah keterangan Google Key menjadi Mapbox Key di pengaturan aplikasi.
Sekarang bisa kembali tambah penduduk dengan NIK 0. [bug-fix]
Tampilkan penandatangan yg benar di Laporan Penduduk per Wilayah, Surat Keluar dan Buku Data Aparat Pemerintahan Desa. [bug-fix]
Sekarang penduduk tidak tampil ganda di Kependudukan > Penduduk jika menjadi peserta di lebih dari satu program bantuan. [bug-fix]
Perubahan Teknis
Pindahkan folder cache ambil status release dan status IDM ke folder ‘cache’.
OpenSID adalah Sistem Informasi Desa (SID) yang sengaja dirancang supaya terbuka dan dapat dikembangkan bersama-sama oleh komunitas peduli SID. Untuk memudahkan desa-desa dalam menggunakan Aplikasi OpenSID Komunitas OpenSID telah membuat panduan berbentuk wiki di github selain itu terdapat pula panduan dalam bentuk video yang tersedia di chanel YouTube komunitas OpenSID
Dibawah ini telah kami rangkum judul-judul panduan yang tersedia di wiki Github OpenSID, sehingga cukup mengklik judul panduan maka akan di arahkan ke panduan yang berada di Github.